Hidupku seolah tak jauh dari kata "mencari". Mencari jawaban, mencari kebenaran, termasuk yang aku lakukan di 2018, yaitu mencari ketenangan.
Kalau kalian sudah baca tulisanku Untuk Apa Aku Menulis?, ini adalah bagian dari tulisan itu juga.
Aku dihadapkan pada banyak sekali rasa di 2018. Kecewa pada diri sendiri, pada orang lain yang sudah terlanjur kugantungkan harap, juga pada realita yang melesat jauh dari keinginan. Kenapa aku selalu bertemu kecewa? Kenapa hidupku jauh dari ketenangan dan kepuasan? Aku mulai suntuk dengan kehidupanku.
Masalah menghujaniku bergantian. Mulai dari patah hati, merasa gagal, dan beberapa kesulitan lainnya, membuat air mataku tak mampu terbendung lagi tiap kali aku termenung.
Aku merasa "kok hidupku gini-gini aja, ya?" rasanya tak jauh dari masalah-masalah yang berujung menghadirkan gelisah.
Hingga suatu hari, aku memutuskan untuk mencoba membangun kedekatan dengan Tuhan dari hati. Aku belajar ilmu agama lagi, perdalam lagi, dan benar saja. Semakin aku mendekat, ketenangan yang ku inginkan semakin terasa.
Melalui kecewa, aku jadi tahu bagaimana caranya tegar. Melalui serangkaian kisah duka, aku belajar sabar. Hingga aku menemukan titik ternyaman dalam hidupku, dimana aku hanya menyerahkan apapun perkara kehidupanku padaNya.