Untuk Apa Aku Menulis?

Aku pernah merasa tak punya cukup waktu untuk menyendiri dan mencari inspirasi untuk menulis. Seperti ingin, tapi selalu ada saja halangannya.

Kemudian, aku sempat memberi pertanyaan kepada diri sendiri "Untuk apa aku menulis?" rasanya jawaban "yaa... iseng aja" bukan jawaban yang memuaskan hatiku. Kemudian, aku terus mencari.

Selama aku mencari, aku seolah kehilangan gairah untuk menulis. 

Lalu, aku meluangkan waktu untuk membaca ulang tulisan-tulisan lamaku. Lagi-lagi aku merasa tidak puas. Bahkan, beberapa orang yang senang membaca tulisanku sempat memintaku untuk kembali menulis, namun aku masih enggan. Aku masih belum menemukan jawaban dari pertanyaan "Untuk apa aku menulis?" dan itu benar-benar melenyapkan semangat menulisku. 

Hingga pada suatu hari, aku merasa butuh semangat dan iseng menulis untuk diri sendiri. Ternyata kali ini rasanya beda. Tulisanku yang ini seolah mampu membuatku lega dan tak merasa bersalah jika aku bagikan di sosial media.

Ya, aku memang kerap merasa lega usai menulis, seolah berhasil menumpahkan apa yang ada dalam pikiran, namun untuk membagikannya di sosial media, justru aku sering diserang ragu. Aku kerap merasa "Kok tulisanku seperti tanpa makna, ya?" 

Kemudian aku menemukan Titik Balik (akan ku tulis ceritanya di blog segera. InsyaAllah) dalam hidupku. Perlahan semangatku untuk kembali menulis bermunculan lagi.

Aku telah menemukan jawaban dari pertanyaan "Untuk apa aku menulis?" itu.

Aku ingin tulisan-tulisanku mampu menyemangati mereka yang sedang merasa sendiri dan butuh motivasi. Aku ingin tulisan-tulisanku mampu membantu mereka yang sedang berusaha bangkit dari keterpurukan atau berjuang menyembuhkan luka.

Tulisan-tulisanku itupun aku jadikan pengingat atau media percakapan antara aku dengan diriku sendiri. Aku menulis yang baik-baik bukan berarti aku sudah baik, bisa jadi itu adalah wujud perbincanganku dengan diri sendiri. 

Intinya, aku ingin tulisan-tulisanku bermanfaat bagi siapapun yang membcanya, termasuk diriku sendiri.