Menjadi Kakak Pendamping di #BeeCamp



#BeeCamp merupakan kegiatan tahunan yang rutin diselenggarakan oleh RumahLebah. Bersama sekitar 50 adik-adik lebah, camp ini berlangsung pada 16-17 Februari 2019 di Waru Farm Land - Bogor

Aku mengetahui #BeeCamp dari status whatsApp seorang teman. Saat itu, aku tertarik, namun tidak berniat ikut serta, karena kegiatanku akhir-akhir ini sedang lumayan padat, dan biasanya akan sulit mendapat izin dari orang tua jika acaranya harus menginap (diluar kegiatan kampus atau kantor). Namun, ternyata Sang Pemilik Semesta punya rencana lain. Jalanku untuk mengikuti #BeeCamp terasa sangat mudah. Izin dari orang tuapun begitu saja ku dapat tanpa perlu memberi penjelasan panjang untuk meyakinkan, hingga akhirnya aku memutuskan untuk mengikuti #BeeCamp.

Setibanya disana, adik-adik lebah dibagi menjadi beberapa kelompok. Aku diberi amanah untuk mendampingi kelompok bebek. Awalnya, sempat agak khawatir akan canggung, karena ini pertama kalinya aku berpartisipasi diacara mereka, tapi ternyata adik-adik lebah menerimaku dengan hangat sejak aku datang. Mereka sangat ramah, dan ternyata aku tidak kesulitan untuk menyesuaikan diri.

Berhubung acaranya tidak terlalu formal, dan banyak diberi waktu untuk eksplorasi, aku hanya akan membahas hal-hal menarik mengenai adik-adik kelompok bebek dihalaman ini.



Kelompok bebek terdiri dari 5 anak. Maulin sebagai kapten. Anggotanya ada Amel, Asti, Galuh, dan yang paling mungil namanya Sila. Mereka memiliki keunikan masing-masing.

 Asti, Maulin, Sila, Galuh, Amel (urutan nama sesuai gambar)

Ah, merangkai kalimat untuk membuat tulisan ini rasanya seperti sedang menghidupkan kerinduanku pada mereka.

Maulin Si Kapten. Dia ditunjuk sebagai ketua, mungkin karena memang dia yang paling tua diantara yang lain. Terbukti dengan panggilan "Mbak Maulin" yang selalu ditujukan kepadanya. Sebagai kapten, jiwa kepemimpinannya terlihat menonjol. Ia menjalankan tugasnya dengan baik, dan sangat peduli terhadap keberhasilan kelompoknya. Ketika ditugaskan untuk membuat yel-yel, dialah yang paling semangat mengeluarkan isi kepalanya dihadapan anggota kelompoknya.

Amel Si Super Sweet. Amel juga salah satu anak yang aktif, dan kreatif ketika ditugaskan membuat yel-yel. Dia sangat percaya diri dan ceria. Yang paling aku suka dari Amel yaitu, perhatian-perhatian kecilnya mampu menyentuh hati. Dia sangat peduli terhadap sekitar. Beberapa kali aku ditawari hal-hal yang bisa ia lakukan untukku. Satu hal yang paling aku ingat adalah, ketika kelompok bebek selesai kunjungan dari UKM setempat (kami mengunjungi rumah usaha pembuatan sabun susu kefir - insyaAllah akan ku bagikan detail pembuatan sabun susu kefir di postingan selanjutnya). Tiba saatnya makan siang, dan Amel bertanya "Kak, udah makan belum? Mau aku ambilin?" sorot matanya selalu menyiratkan ketulusan tiap kali menawarkan sesuatu. Amel adalah yang paling sering membuatku merasa keberadaanku memang diperlukan diantara mereka.

Asti dan Galuh memiliki karakter yang hampir sama, menurutku. Mereka kalem, tidak terlalu banyak bicara, tapi tetap terlihat ceria dan manis. Tidak ada satu anakpun yang terlihat murung saat itu. Kebahagiaan mereka seolah menjalar dan menyulut kebahagiaanku juga.

Nah, yang terakhir Si Bungsu, Sila. Dia paling muda, paling lincah, paling senang main (yaa namanya juga anak-anak. Hehe) dan paling sering mengajakku ngobrol sejak aku berdiri diantara mereka. Apa saja yang terlintas diotaknya dia tanya, dan dia ceritakan kepadaku. Saking aktifnya, aku seperti melihat dia dimana-mana. Lagi jalan ke toilet, bertemu Sila. Ke Tenda, ada Sila juga. Mau makan & sholat, berpapasan lagi dengan Sila. Sampai aku dan salah satu kakak pendamping yang sering bersamaku bilang "Sila lagi, Sila lagi... Kok dimana-mana ada Sila, yaa?" Haahaha


Aku dan Kelompok Bebek

Pada akhir acara, kakak-kakak panitia mengumumkan kelompok yang menjadi juara berdasarkan penilaian dari keseluruhan rangkaian acara, dan kelompok bebek menjadi juara pertama. Alhamdulillah, semangat dan usaha mereka berbuah manis. 

Aku percaya bahwa setiap anak memiliki keistimewaan dan potensi masing-masing. Rasanya aku tak ingin menyudahi kebersamaanku dengan mereka. Kisah sedih perihal kehidupan mereka yang ku dengar dari kakak-kakak panitia, sama sekali tidak tergambar dalam ekspresi maupun tingkah laku mereka. Tawa mereka benar-benar mampu menambah kebahagiaanku. Semangat mereka membuatku makin bergairah untuk terus berjalan mendekati pencapaian-pencapaian yang masih tertunda.

Alhamdulillah, untuk kesekian kalinya aku diberi kesempatan olehNya untuk memetik pelajaran berharga melalui hal-hal sederhana.