Semakin dewasa, lingkar pertemanan biasanya akan semakin mengecil, sebab kita semakin realistis dan enggan menghabiskan banyak energi untuk hal-hal yang membuat kita tidak nyaman.
Aku menyadari perbedaan sikapku ketika berada dalam lingkup tertentu. Misal, aku menjadi pendiam dan sedikit formal dihadapan rekan-rekan kerja, sedangkan dihadapan teman-teman kampus justru sebaliknya. Ada teman yang sejak awal sudah "nyambung", ada juga yang sudah lama kenal, namun rasanya masih canggung.
Ada teman-teman yang hanya asyik diajak nongkrong bareng, ada juga yang sekedar menjadikanku sebagai tempat curhat, atau datang hanya ketika ia butuh bantuan (aku pernah menuliskannya disini)
Ketika menemukan teman yang satu frekuensi, kamu tak akan sungkan menceritakan semua hal yang kamu alami, mulai dari masalah-masalah rumit atau sekedar urusan remeh yang sebenarnya tanpa kamu ceritakan pun rasanya tak ada beban yang akan mengganggu pikiran.
Kesamaan minat, pemikiran, atau kebiasaan mungkin akan memengaruhi lingkaran pertemanan. Namun, satu frekuensi bukan berarti memiliki kesamaan dalam segala hal, sebab perspektif setiap manusia pasti berbeda, kan? Hmmm... mungkin, inilah yang disebut chemistry. Menemukan kenyamanan atau kecocokan antara satu sama lain. Pernah merasa punya teman yang karakternya berlawanan denganmu, namun kamu merasa sangat nyaman berada disekitarnya? Ya, begitulah yang ku maksud dengan satu frekuensi. Betah berlama-lama menghabiskan waktu bersama.
Terlebih, jika teman tersebut selalu mengingatkanmu perihal kebaikan, mau mendengarkan nasihat tanda sayang darimu, dan bersedia menemanimu ketika kamu berhadapan dengan fase tersulit dalam hidup. Rangkul dia! Jangan sia-siakan pertemanan yang tak sekedar menyenangkan, namun juga membantumu menapaki jalan kebaikan.